(Paulina Damayanti)
Bicara
tentang media massa, media sosial, dan produk-produk media memang tidak ada
habisnya. Produk-produk media massa ataupun new
media (internet) termasuk sosial media di dalamnya sudah menjadi bagian
dari kehidupan kita, yang rasanya hidup tak lengkap kalau sehari saja tidak
mengakses media.
Kali ini bolehlah saya mengutip kata-kata dari
Malcolm, The
media’s the most powerful entity on earth. They have the power to make the
innocent guilty, and to make the guilty innocent, and that’s power. Because
they control the mind of the masses. Hal itu menandakan bahwa pengaruh media sangat besar bagi kehidupan kita.
Secara tidak sadar kita dikonstruksi oleh media yang kita konsumsi sehari-hari,
you are what you watch or you are what
you read.
Sebagai
contoh, saya mencoba untuk melihat salah satu produk media, yaitu kartun
satir berjudul The Adventures of Media
Lapdog for Obama, yang diambil dari website People’s Cube. Tujuannya adalah memaknai pesan dibalik
media tersebut. Kita harus sadar
bahwa selalu ada ‘pesan’ dibalik media, bahwa kelompok
dominan selalu berhasil menggiring opini karena mereka mayoritas, juga kelompok
lainnya yang berjuang dengan ideologi mereka yang mencoba melawan kekuatan
dominasi. Berikut ulasannya :
The Lapdog for Obama, diambil dari
website People’s Cube. Website
tersebut adalah komunitas humor politik di Amerika Serikat (AS), yang membuat
cerita kartun satir untuk mengkritisi pemerintah dan para tokoh politik AS.
Penulis dan pemilik website tersebut adalah Oleg Atbashian.
Sebelum pindah ke AS pada tahun 1994,
Atbashian tinggal di Ukraina, ia bekerja sebagai seniman propaganda Uni Soviet,
membuat poster propaganda politik dan agitprop visual untuk Komite Partai lokal
di Siberia. Selama waktu itu, Oleg menyaksikan dan merasakan sendiri transisi
republik Uni Soviet (Negara komunis) dari sosialisme, kleptokrasi dan korupsi.
Pada tahun 1994 ia pindah ke AS dengan
harapan hidup di negara liberal, menghargai kebebasan dan kemakmuran. Namun Oleg kecewa karena liberalisasi di Amerika yang liberty & equal tidak seperti ekspektasi dia, sehingga ia
aktif melakukan kritik terhadap pemerintah. Terutama ia mengkritisi kandidat calon
Presiden dari partai demokrat,
yaitu Obama. Aktivisme Oleg
ini berkembang, memanfaatkan new media,
yaitu dengan website yang diberi nama website People’s Cube.
People’s
Cube
mengkonstruksi pesan dengan menggunakan kartun tokoh Obama dan seekor anjing.
Anjing tersebut menggambarkan media Amerika yang memiliki karakter lapdog
(anjing pangkuan), dan tidak menjalankan fungsinya sebagai watch dog (anjing pengawas). Media dianggap memihak Obama
(waktu itu sebagai calon Presiden Amerika 2008, dari partai Demokrat).
Konten
Dari segi format, kartun The Lapdog for
Obama di website People’s Cube memiliki warna dominan merah. Warna merah yang dominan dan seragam, sewarna, merupakan ciri komunis yaitu diseragamkan. Seperti diambil dari Story of the Red Flag
(situs Partai Komunis Revolusioner Amerika Serikat) menyebutkan bahwa pada awal
abad ke-20, kata ‘merah’ memiliki kaitan erat dengan ideologi komunis. Setelah
Revolusi Bolshevik pada 1917, merah menjadi warna bendera nasional Uni
Soviet, hingga akhir masa hidup negara tersebut pada 1991.
Dalam mitologi Soviet, merah dianggap
sebagai warna darah yang ditumpahkan oleh kelas pekerja dalam perjuangannya
melawan penindasan kapitalisme. Bendera merah dalam dunia politik adalah
simbol politik sayap kiri, terutama sosialisme dan komunisme.
Bendera ini telah dikaitkan dengan politik sayap kiri sejak meletusnya Revolusi
Perancis (Story of the
Red Flag, 2006).
Judul kartun
tersebut adalah
The Adventures of Media
Lapdog for Obama, kata
‘media’ ditulis dengan warna merah, seperti yang dijabarkan diatas, bahwa warna
merah adalah simbol komunis. Oleg menganggap bahwa media tak ada bedanya dengan
kaum komunis dan sosialis, yang menjadi agen propaganda dan pembentuk citra
positif Obama.
Obama dan media bekerjasama untuk meraih
kekuasaan (power) dengan cara menarik simpati dari publik Amerika dan dunia.
Hal tersebut dinilai Oleg sebagai konspirasi yang merugikan masyarakat yang
seharusnya memiliki hak untuk mendapatkan liberty & equal.
Judul artikel
adalah Media
the Lapdog for Obama, sangat lugas dan langsung dapat dipahami bahwa media di
Amerika yang seharusnya memiliki peran sebagai pilar ke-4 negara (yudikatif,
eskutif, legislatif, dan media sebagai watch dog), namun justru media menjadi
lapgog (anjing pangkuan).
Desain gambar yang dipilih memperlihatkan anjing (merepresentasikan
media), yang selalu menempel Obama. Kartun tersebut mengkonstruksi pesan bahwa
media memiliki fungsi lap dog (anjing pangkuan). Dalam model ini,
pers memproduksi berita untuk melayani kepentingan elite politik dan
elite ekonomi saja.
Oleg mengkritisi
media Amerika yang menjadi lapdog Obama, terutama sejak kampanye Presiden 2008,
hingga akhirnya Obama terpilih menjadi Presiden Amerika. Keberhasilan Obama
menjadi Presiden AS tak lepas dari peran media yang mengcover isi berita
tentang Obama (tentu hanya konten-konten positif saja yang ditulis). Sehingga
timbal baliknya, media memiliki pengaruh dan kekuatan untuk menyetir
pemerintah, terutama adalah menyangkut regulasi dan kapitalisasi media.
Konsekuensinya
adalah, peran dari jurnalisme warga, kebebasan menyatakan pendapat terkubur
oleh kekuatan yang dimiki oleh korporasi media yang besar.
Kesimpulan
Kartun di website People’s Cube tersebut merupakan salah satu produk media, yang
diproduksi untuk kepentingan tertentu. Kartun tersebut ditujukan untuk mengkritik
media (pers) yang telah mengambil posisi sebagai lap dog. Pada
era sekarang
ini, pers lap dog tidak
semata-mata menghamba kepada pemerintah, tetapi juga kepada korporasi besar.
Model fungsi lap dog (anjing pangkuan) yang digambarkan oleh kartun ‘The Adventures of Media Lapdog for
Obama’ merupakan
gambaran nyata yang benar-benar terjadi di era kebabasan pers ini.
Dalam
model ini, pers memproduksi berita untuk melayani
kepentingan elite politik dan elite ekonomi.
Mengapa media
menjadi lapdog? persaingan media yang sangat ketat,
mengakibatkan pertumbuhan media menjadi tidak sehat. Persaingan untuk mendapat
kue iklan semakin ketat. Akibatnya, pers yang tidak kebagian jatah iklan
mencari cara lain untuk merebut setetes rezeki. Ini dapat dilihat dalam kasus, pers
yang menjual headline atau
agenda setting untuk kepentingan korporasi atau elite tertentu. Sehingga timbal baliknya, media memiliki pengaruh dan
kekuatan untuk menyetir pemerintah, terutama adalah menyangkut regulasi dan
kapitalisasi media. Konsekuensinya adalah, peran dari jurnalisme warga,
kebebasan menyatakan pendapat terkubur oleh kekuatan yang dimiki oleh korporasi
media yang besar.
Semoga
kita
dapat lebih bijak dalam mengkonsumsi ataupun memproduksi media, dan memiliki literasi
media yang baik (melek media). Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar
kita tidak mudah terpengaruh ataupun terprovokasi oleh media baik itu cetak,
elektronik ataupun new media
(internet), karena tidak semua produk media itu terjamin akurasinya dan tidak
semua produk media baik untuk kita konsumsi.