We all spend our twenties and thirties trying so hard to be perfect,
because we’re so worried about what people will think of us, when you finally
realize this liberating truth – nobody was ever thinking about you, anyhow.
“Gue kok ngrasa insecure
sama hidup gue ya.”
“Maksud lo gimana” Tanyaku kemudian.
“Gue pikir, diusia gue yang sekarang ini, gue bisa lebih dari
sekarang. Really going to be something by the age of 30. Tapi kayaknya
ya gini-gini aja. Karier, relationship, networking semua mandeg. Apalagi kalau
ngomongin pencapaian orang lain, gue makin terpuruk rasanya. Do nothing! Kenapa orang
lain bisa, sedang gue enggak? Kenapa hidup orang lain sempurna, hidup gue
enggak?”
Jawabku “The only thing you have to be by the age of 30
is yourself!”
Mungkin kita pun pernah, atau mungkin sedang mengalami hal
serupa. Insecure dengan diri sendiri. Kebanyakan dari kita menghabiskan
usia dua puluh hingga tiga puluhan tahun merasa insecure dan stress,
karena selalu berusaha untuk menjadi sempurna, baik dalam pekerjaan, memilih
pasangan, bahkan penampilan. Kenapa? Karena tanpa disadari kita begitu kawatir
tentang apa yang orang pikirkan tentang kita.
Tentang penampilan
kita, badan yang menggendut, perut yang sudah mulai buncit, pakaian yang serasa
itu-itu saja, pekerjaan yang kurang menjanjikan, serasa semua salah dimata
kita, sedangkan kehidupan orang lain terlihat sempurna.
Kitapun mulai diet ketat supaya bisa punya bodygoals
kayak si A, dan mulai menghabiskan gaji untuk membeli pakaian, tas, sepatu agar
penampilan makin kece kayak si B, bisa traveling keliling dunia ala-ala
selebgram. Kita mengejar kesempurnaan demi mendapat acceptance dari society. Sampai akhirnya kita pun
lelah mengejar kesempurnaan. Hidup dan berkat yang kita terima serasa tak
pernah cukup.
Mau tau fakta yang sebenarnya? Faktanya adalah, apapun yang
kita lakukan, apapun pencapaian kita, bagaimapun bentuk badan kita, pakaian apa
yang kita pakai, bagaimanapun perjuangan kita untuk menjadi sempurna, tidak ada
yang benar-benar peduli dengan hal itu. Nobody was ever thinking about you,
anyhow. They aren’t. They weren’t. They never were.
Bahwa sesungguhnya, People are mostly just thinking about themselves. Orang-orang kebanyakan hanya
memikirkan diri mereka sendiri. Mereka sudah terlalu sibuk dengan ‘medan perang
masing-masing.’ Sehingga mereka sudah tidak punya waktu untuk memikirkan dan kawatir
tentang apa yang kita lakukan, atau seberapa baik kita melakukannya, karena
mereka semua terjebak dalam drama mereka sendiri.
Jadi, mulai sekarang, berhentilah membandingkan, berhentilah
mengkawatirkan apa yang dipikirkan orang lain. Jangan lagi cemas dan merasa
tidak nyaman dengan diri sendiri. Jadilah apapun yang kita inginkan. Buat apa
pun yang ingin kita buat, dan biarkan itu berjalan apa adanya, tanpa terlalu
mengejar kesempurnaan.
Karena, apa yang kita pikirkan tentang diri kita,
itu jauh lebih penting daripada apa yang orang pikirkan tentang kita.