Friday, 5 November 2021

FORMULA KEBERUNTUNGAN

The best luck of all is the luck you make for yourself (Douglas MacArthur)

 


Kita mungkin pernah tau bahwa di dunia ini ada jenis manusia-manusia yang punya predikat ‘orang yang selalu beruntung’, yang katanya tanpa banyak berusaha namun punya hidup yang mujur. Hidupnya lancar seperti jalan tol, selalu dimudahkan jalannya, yang rasanya gak pernah punya jejak-jejak kesusahan dalam hidupnya. We all know that kind of guy, the one who has that beautiful job, has that beautiful wife, beautiful car and that amazing life, yang sepertinya memiliki hidup too good to be true. Kemudian kita akan bertanya, kok dia bisa seberuntung itu? bagaimana cara mendapatkan keberuntungan? Is that a God power? is that an untouchable energy, or a nature scientific power? Absolutely not!

Ada beberapa orang menilai keberuntungan itu adalah berkat dari Tuhan, yang merupakan buah dari budi baik kita. Namun ada juga yang berpandangan, bahwa keberuntungan itu hanya kebetulan kita terima dan diluar kendali kita.

Lucius Annaeus Seneca seorang filsuf Stoik Romawi, mengungkapkan bahwa keberuntungan itu sesungguhnya memiliki rumus matematika, dan setiap manusia bisa meraih keberuntungan itu. Menurut Seneca, keberuntungan adalah hasil kulminasi pertemuan antara kesiapan dan kesempatan (opportunity+preparation=luck).

Pendapat Seneca ada benarnya, bahwa memang tidak ada satupun yang kebetulan di dunia, termasuk keberuntungan. Ketika kita merasa beruntung, entah tiba-tiba mendapatkan promosi jabatan di kantor, berhasil mendapatkan beasiswa ke luar negeri, berhasil mendapatkan hati cowok atau cewek idaman, berhasil memenangkan lomba-lomba bergensi, dan lain sebagainya, keberuntungan itu tidak akan terjadi apabila kesempatan sudah datang, namun kita belum siap menerimanya. Ada kesempatan namun belum ada kesiapan ya percuma, keberuntungan tidak akan terwujud.

Richard Wiseman, profesor psikologi dari Inggris telah melakukan penelitian, bahwa keberuntungan itu ternyata berpola. Jadi, sebenarnya keberuntungan itu akan melekat pada seseorang yang memiliki pola sifat dan sikap tertentu. Sikap yang dimaksud di sini adalah, sikap dalam menjalani dan merespon keadaan yang terjadi di kehidupannya. Itulah tahap untuk preparation (kesiapan). Preparation sendiri tidak bisa dilakukan dalam sekejab, namun juga membutuhkan proses.

Dalam penelitian ini, orang-orang beruntung memiliki skor lebih tinggi dalam sikap keterbukaan, tidak menutup diri dan komunikatif dengan dunia luar, serta memperoleh kepuasan dengan hal tersebut (exstroversi). Dan sederhananya adalah mereka (orang beruntung) tersenyum dua kali lebih sering kepada orang lain, menyapa dengan melibatkan kontak mata. Menurut penelitian ini, mereka yang seperti itulah yang mampu memanggil keberuntungan mendekat. Karena seseorang dengan sikap yang terbuka dan senang dengan bersosialisasi dengan orang banyak semakin memperbesar kesempatan untuk beruntung.

Dapat disimpulkan bahwa, mereka yang merasa beruntung mempunyai ekspektasi yang positif dan optimis dalam menghadapi hidup. Dalam situasi sesulit apapun, mereka akan mampu menemukan jalan keluar karena sikap optimismenya. Dan sikap tersebut akan membuat hidup mereka lebih bahagia. Seperti halnya formula keberuntungan dari Seneca bahwa keberuntungan adalah hasil dari pertemuan kesiapan dan kesempatan, maka ketika ada kesempatan, kita yang memiliki sifat positif dan optimis dalam menjalani hidup ini akan mampu menjemput keberuntungan itu.

In my opinion luck is made. Jika kita ingin meningkatkan probabilitas keberuntungan kita, sebaiknya perlu mengubah beberapa kebiasaan negatif (apabila masih ada), changes such as : stop being critical, eliminate complaining, be a contribution to others, look to see how you can help people around you, be disciplined with yourself, set goals and get moving on them, always be in action and never let fear stop you.


So, the best luck of all is the luck you make for yourself . Luck isn't just about being at the right place at the right time with the right man, but also about being open to and ready for new opportunities, that attracts lucky circumstances, and luck will naturally follow you.

             

Thursday, 20 May 2021

Berjalan, Bukan Berlari

 

Latihlah diriku, supaya langkah-langkahku seirama dengan Engkau dan kehendak-Mu

Oleh : Paulina Damayanti

 

Ada yang pernah ikut olah raga racewalking atau jalan cepat? aku pernah mencoba ikut olah raga ini, dan ternyata tidak semudah yang ku bayangkan sebelumnya. Olah raga jalan cepat ini berbeda dengan lari atau jogging, kita harus berjalan dengan lengan dan kaki terayun bergantian, bergerak maju dengan melangkah. Setiap kali kita melangkah, kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Begitulah kira-kira peraturannya. Sebetulnya tekniknya tidak terlalu sulit, yang sulit bagiku adalah menahan diri untuk tetap berjalan dan tidak berlari. Jalan cepat jenis ini memang melibatkan teknik-teknik yang sengaja dibatasi untuk mengekang keinginan alamiah tubuh untuk berlari.

Aku yang memiliki karakter serba terburu-buru dan tidak sabaran, sering kali gagal saat melakukan olah raga racewalking jarak jauh, karena bukannya jalan cepat namun malah berlari agar cepat sampai di garis finish. Meski kesannya mudah hanya berjalan ratusan meter, namun tidak demikian, jalan cepat juga membutuhkan energi, fokus, dan kekuatan, terlebih lagi kita harus melatih kesabaran dan mengendalikan diri kita untuk tetap berjalan. Kekuatan yang terkendali itulah intinya.

Dari racewalking, aku dapat belajar sesuatu, bagaimana cara mengekang keinginan alamiah tubuh untuk ‘berlari’, agar cepat sampai di ‘tujuan hidup’ kita, untuk cepat mendapatkan apa yang kita inginkan. Di dunia yang serba cepat ini, seringkali kita pun menjadi tidak sabaran untuk mendapatkan segala sesuatu, pun ketika sedang mendapatkan ujian dari Tuhan, kita menjadi tidak sabaran, dan ingin agar berbagai pergumulan, ujian, dan masalah kita cepat berlalu, selesai, sesuai dengan kehendak kita.

Terkadang Tuhan memang mengijinkan kita menempuh jalan yang panjang dalam hidup ini, entah dalam hal karier, rencana pernikahan, punya momongan, atau hal-hal lainnya, supaya kita lebih siap melakukan perjalanan di depannya nanti.

Ada satu kalimat dari romo Carolus Putranto, saat memberikan homilinya di Katedral Jakarta, yang sampai sekarang masih aku ingat, terlebih ketika sedang menghadapi masa-masa sulit, kira-kira begini isi kalimatnya :

Melalui masa sulit, Allah memberikan suatu pedagogi ilahi, suatu pendidikan, cara mendidik menurut kehendak Allah. Melalui masa-masa paling kelam, kita diajak untuk menggantungkan sepenuhnya harapan kita hanya kepada Allah. Tuhan hendak menyatakan kepada kita batas-batas kemampuan kita sebagai manusia, batas di mana akal budi kita berhenti, dan Tuhan meminta iman kita yang bekerja pada saat ini.

Saat iman kita goyah karena menghadapi kesulitan yang sangat berat, Tuhan sepertinya tidak setia. Akan tetapi, inilah cara Tuhan menguatkan iman kita, yaitu ketika kita menang melawan godaan untuk menyangsikan Tuhan. Itulah iman, yaitu mampu berharap ketika seolah olah tiada lagi alasan untuk berharap.

Ketika kita merasa banyak hal berjalan terlalu lambat dan melelahkan, kita dapat mempercayai Tuhan. Karena Tuhan maha mengetahui, sedangkan kita tidak mengetahui. Sama seperti mengizinkan lengan, kaki, dan telapak kaki dikendalikan oleh pikiran seorang pejalan cepat, menjadi penting bagi kita untuk mengendalikan diri terhadap kecenderungan kita mendahului Allah. Tidak perlu lelah ‘berlari’, sesungguhnya yang perlu kita lakukan hanyalah ‘berjalan’, dan biarkan Allah yang akan mengendalikan dan mengarahkan kita. Have faith in His plan. God’s got you!

Thursday, 11 February 2021

Cooking and Healing

 

I’m learning to appreciate quarantine and PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) by trying out new things, dan memasak adalah pilihanku.

 

Pandemic covid19 yang berkepanjangan dan PSBB (Pembatasan Social Berskala Besar) yang seakan tak berujung, memaksa kita untuk lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Banyak hal-hal kreatif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang di rumah, agar tetap produktif.

Pun demikian halnya denganku, tidak terbayang sebelumnya, aku yang dari dulu jarang masuk dapur, tapi akhir-akhir ini betah berlama-lama di dapur untuk memasak, mencoba resep-resep baru di cookpad, dan belajar bermacam-macam teknik memasak mulai dari memanggang, menumis, menyangrai, ataupun mengukus.

Mungkin bagi sebagian orang, memasak itu sulit, memakan waktu dan hasilnya tidak sepadan. Padahal menurutku, memasak juga bisa menjadi sumber kebahagiaan yang besar dan menjadi terapi untuk menghilangkan stress.

Ketika aku mengalami hari yang berat entah di pekerjaan atau masalah lain, akan sangat membantu ketika aku memilih untuk memasak, mulai dari memotong sayuran, meracik bumbu, mencincang daging, menggabungkan rasa hingga mengubahnya menjadi sesuatu yang enak. Aktivitas tersebut dapat mengalihkan pikiran dari hal-hal yang memusingkan dan menyalurkan perhatian kepada persiapan membuat hidangan. Selain itu, aroma masakan juga  membuat pikiran menjadi tenang dan dapat memberikan rasa puas pada diri sendiri (self-rewarding).

Kita tidak harus punya skill atau ahli dalam memasak, dengan memasak menu-menu sederhana, seperti menumis, membuat puding buah, membuat scrambled egg ataupun pancake, namun hasil kreasi masakan kita tetap memudahkan kita mencapai self rewarding. Kegiatan ini juga dapat melatih kemampuan berpikir dan meningkatkan kreativitas seseorang.

Memasak juga secara gak langsung menumbuhkan kedisiplinan, karena kita dengan sengaja setiap harinya bangun pagi untuk menyiapkan bahan makanan, mengolahnya hingga siap disajikan. Hal ini diperlukan agar kita dapat menyajikan makanan tepat waktu dan membuatnya tersaji dengan tepat di meja makan.

Itulah beberapa manfaat memasak, hobi baru yang aku lakukan selama pandemic ini. Satu hal yang selama ini masih bikin aku gak nyaman selama memasak, aku belum bisa menaklukkan bawang merah, masih suka bercucuran air mata setiap kali mengupas bawang merah.. Hmm… One day, I’m gonna make the onions cry. Lol.

FORMULA KEBERUNTUNGAN

The best luck of all is the luck you make for yourself (Douglas MacArthur)   Kita mungkin pernah tau bahwa di dunia ini ada jenis manusi...