Tuesday, 7 February 2017

U-Report UNICEF : Dukungan Sosial Dari dan Untuk Anak-Anak Indonesia

(Paulina Damayanti)

Kecintaan saya dengan anak-anak mendorong saya untuk bergabung dengan U-report UNICEF via Twitter sejak bulan Februari 2015. Menurut saya, tidak cukup hanya memiliki gagasan saja namun perlu diikuti aksi nyata untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap isu-isu yang menyangkut perlindungan anak. Terlebih mengingat semakin banyaknya kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak-anak, kekerasan dalam sekolah (bullying), pernikahan anak, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan anak, maka saya tergerak untuk semakin aktif menyuarakan perubahan untuk perlindungan anak melalui U-Report.

Pendidikan (Anak Putus Sekolah)
Sepanjang tahun 2015 ini, menurut saya isu yang menarik dan penting untuk disuarakan adalah menyangkut ‘Anak Putus Sekolah’ (Pedidikan), karena tak terelakkan lagi pendidikan adalah hak setiap anak. Seperti halnya makanan dan pakaian, pendidikan adalah hal krusial yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia, karena pendidikan adalah pondasi penting bagi masa depan anak-anak Indonesia. Namun faktanya, menurut data dari UNICEF sebanyak 2,5 juta anak Indonesia putus sekolah, dan itu adalah berita buruk.
            Penyebab anak-anak putus sekolah, selain karena kekurangan biaya juga karena kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan kurang. Bagi kebanyakan orang tua (terutama di pedesaan atau daerah terpencil), pendidikan cukup bisa menulis, membaca dan berhitung, sejauh anak-anak sudah bisa menulis, membaca dan berhitung itu cukup dan tidak perlu melanjutkan pendidikan lagi. Selain itu banyak orang tua (terutama dari keluarga kurang mampu) yang beranggapan jika pendidikan tidak penting, yang terpenting anak-anak pintar mencari uang dan perut kenyang, sehingga tak heran bila banyak anak-anak putus sekolah.
            Pendidikan merupakan tiang utama kemajuan bangsa, pendidikan wajib belajar 9 tahun memang wajib didukung semua pihak, tidak hanya pemerintah yang bekerja, namun juga kita harus turut menyuarakan dukungan positif untuk mendorong anak-anak Indonesia menyelesaikan pendidikan, minimal wajib belajar 9 tahun.

Pernikahan Anak
            Selain pendidikan, isu yang menarik dan penting untuk disuarakan adalah menyangkut pernikahan anak. Kasus pernikahan usia dini di Indonesia berbanding lurus terhadap lonjakan angka putus sekolah dan kemiskinan. Menurut UNICEF, sebanyak 50.000 anak perempuan Indonesia diperkirakan menikah sebelum usia 15 tahun, itu bukanlah angka yang sedikit, namun sudah cukup mengkawatirkan dan perlu segera diselesaikan.
            Tradisi atau budaya yang telah mengakar di masyarakat menjadi salah satu penyebab pernikahan anak. Perempuan masih dianggap dibawah lelaki, sehingga pendidikan dinilai tidak penting bagi perempuan, yang terpenting ada yang mau menikahi. Karena masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa perawan tua dianggap aib, jadi lebih baik cepat nikah di usia dini daripada tidak laku. Selain karena tradisi, pernikahan anak juga karena faktor ekonomi dan status sosial, untuk mengangkat drajad dan kemapanan ekonomi keluarga.
            Pernikahan anak jelas melanggar hak anak untuk mendapatkan pendidikan dan meraih cita-cita mereka. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan edukasi, advokasi dan konseling secara berkesinambungan.

Why is U-Report UNICEF  a good innovation for Indonesia? 
            Di era WEB 2.0 media baru mulai berkembang, melalui berbagai akun sosial media seperti blog, facebook, twitter, youtube, semua orang bisa menjadi sumber informasi dan  informasi yang disampaikan dapat lebih cepat, efektif, dan efisien.
Seperti yang telah digalakkan oleh UNICEF Indonesia melalui akun U-Report Indonesia di twitter. Hadirnya U-Report di Indoensia tentu membawa semangat positif untuk membawa perubahan positif dan membawa anak-anak muda Indonesia menjadi agen perubahan. Di U-report anak-anak muda dapat berkontribusi meyumbangkan ide, dan menyuarakan isu-isu yang berhubungan dengan anak dan remaja di Indonesia. Hal tersebut tentu sangat efektif, karena akun tersebut ditujukan untuk dan dibuat oleh anak-anak muda sendiri. Isu-isu yang berhubungan dengan anak-anak muda seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam sekolah (bullying), HIV AIDS, dan pendidikan, dapat diinformasikan di U-Report secara up to date, dan dengan bahasa yang mudah dipahami, selain itu juga melatih kreatifitas kaum muda Indonesia untuk berekpresi menyuarakan pendapatnya melalui video, fotografi, ataupun essay mengenai isu-isu yang berhubungan dengan anak-anak muda dan remaja, dan langsung dapat diupload di akun U-Report tersebut.

Why is it important for young people's voices be heard?
            Anak-anak muda adalah agen perubahan bangsa. Kelak anak-anak mudalah yang akan memimpin bangsa, akan membuat regulasi, akan memutuskan ke arah mana negara dan bangsa ini akan di bawa, sehingga suara anak muda sangat penting untuk didengar.
Anak muda kini bukan hanya sebagai penerima layanan yang pasif namun juga berperan aktif dalam perencanaan strategis dan rencana aksi nasional untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan regulasi yang menyangkut anak dan remaja Indonesia.
Harapannya U-Report semakin aktif untuk memberikan informasi dan edukasi terkait perlindungan anak, undang-undang dan regulasi yang berlaku dan juga kasus-kasus atau fakta berbagai permasalah anak dan remaja yang terjadi di Indonesia. Selain itu U-Report dapat menjadi wadah untuk menyuarakan curahan hati, mimpi, harapan dan aspirasi anak-anak dan remaja di seluruh Indonesia.



 

No comments:

Post a Comment

FORMULA KEBERUNTUNGAN

The best luck of all is the luck you make for yourself (Douglas MacArthur)   Kita mungkin pernah tau bahwa di dunia ini ada jenis manusi...