Untuk mereka yang merasa semua sudah terlalu terlambat atau terlalu
susah atau terlalu banyak halangan, kembalilah dan diam sejenak dan tanya
kembali pada diri kita, sudah sejauh mana kita berusaha? Karena untuk segala
sesuatu ada masanya dan usaha untuk mencapai itu semua...
“BRUK..BRUK...BRUK!” buku-buku
tebal di rak perpustakaan yang habis selesai saya baca jatuh satu persatu dari
rak buku dan menimpa tubuh saya.
“BRUK!”Kali ini saya yang jatuh terpeleset
karena tertimpa buku-buku itu.
Saya terduduk beberapa saat di
lantai. Rasanya jengkel banget, dan pengen nangis. Bukan karena sakit tertimpa
buku-buku itu, tapi karena suasana hati yang kurang enak ditambah badan sedang
kurang sehat.
Memang beberapa hari kemarin
rasanya seperti semua masalah bertumpuk menjadi satu. Kondisi fisik yang sedang
capek dan agak flu juga seakan mendukung alibi saya untuk terus mengeluh dan
bersedih hati sepanjang hari. Tapi saya rasa, terus mengeluh dan bersedih juga
percuma, justru malah membuat kondisi semakin buruk karena pikiran-pikiran
negatif dari dalam diri kita sendiri.
Seberat apapun masalah yang sedang kita
hadapi, sebanyak apapun pekerjaan yang sedang kita kerjakan, dan sesulit apapun
kondisi yang tengah kita alami, itu sama sekali bukanlah alasan kita untuk
mengeluh. Pantaskah kita mengeluh? Padahal kita
telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah kita
berkeluh kesah? Padahal kita telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan kita
untuk membenahi segala sesuatunya.
Wajar apabila setiap manusia memiliki masalah,
kita juga tidak harus menjadi orang yang tersenyum terus atau menampakkan wajah
yang ceria. Yang terpenting adalah membangun sikap optimis dan positif thinking
dalam menyikapinya. Optimisme terletak di dalam
hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu
rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan muka.
Percayalah bahwa pasti
ada maksud dibalik setiap kejadian atau masalah yang kita alami. Bahkan
kejadian atau masalah yang paling menyakitkan sekalipun, pasti juga ada sisi
positif yang bisa diambil. Tentunya adalah, tergantung dari sudut mana kita
memandang kejadian tersebut.
Bila kita
menganggap masalah sebagai beban, kita mungkin akan menghindarinya atau
menjauhinya. Bila kita menganggap masalah sebagai halangan, kita mungkin akan
menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat kita terima dengan suka
cita. Karena masalah adalah sebuah proses dimana Tuhan sedang
membentuk kita menjadi pribadi yang dikehendakiNya.
Untuk saya pribadi,
masalah membuat saya lebih percaya diri dalam kehidupan, dan setelah masalah
tersebut berlalu, maka ada kebahagiaan yang patut disyukuri. Masalah adalah
Jalan, kita tidak akan sampai ke tempat tujuan tanpa melewati masalah tersebut.
Tuhan sengaja menciptakan sebuah masalah karena memang Ia telah menyiapkan
pemecahannya.
No comments:
Post a Comment