Monday, 20 October 2014

Your Masterpices Script

Ada kalanya saat kita tidak melakukan kegiatan apa-apa, kita melakukan satu hal yang amat penting bagi diri kita : mendengarkan apa yang kita dengar dari diri sendiri (Paulo Coelho). Hari Minggu ini, saya mencoba untuk menuruti saran dari Paulo tersebut. Ditemani lagu-lagu dari my dear Michael Buble dan green tea latte, saya –yang biasanya sulit untuk diam- 30 menit mencoba berdiam diri, satu-satunya percakapan di sini adalah, hanya saya dengan diri saya sendiri. Me against myself.
Banyak hal bisa saya ambil dari diskusi saya dengan diri saya sendiri tersebut, tentang karier, cinta, masa depan, tentang passion, tentang apapun keputusan yang akhirnya saya ambil, tentang prioritas yang masih saya perjuangkan, tentang benar atau tidaknya apa yang sedang saya perjuangkan saat ini. Tentang tidak mulusnya hidup yang saya jalani, selalu penuh perjuangan, kadang salah langkah, salah ambil keputusan, dan yang terjadi tidak sesuai harapan. Well...pada akhirnya pertanyaan yang muncul adalah what am I doing to my life? and.. What are You doing to me, God?
Jika diibaratkan sedang membuat film, Tuhan adalah sutradara dan penulis script cerita, dan saya adalah pemerannya. Hanya Tuhan yang tahu jalan cerita dan ending terbaiknya. Saya mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu ada episodenya, ada dimana masa-masa sulit, dan ada dimana masa-masa bahagia. Ada episode bertemu dan ada episode berpisah. Ada episode menanam dan ada episode memanen. Segala sesuatu ada masanya.
Pertanyaan diatas kemudian muncul lagi, what are You doing to me, God? Kadang saya merasa Tuhan sedang bercanda, ketika banyak hal-hal tak terduga terjadi dalam hidup saya. Tak dapat diprediksi. Illogical. Unreasonable.
Pikiran konyol pun muncul, dengan iseng siang itu saya pun mulai berandai-andai jika saya bisa menuliskan script untuk takdir hidup saya sendiri, saya kemudian menuliskan script takdir hidup saya (versi saya) dalam selembar kertas. Bisa ditebak, isinya semua yang bagus-bagus, penuh kebahagiaan, yang indah-indah, yang enak-enak, tidak ada kesedihan, perjuangan, air mata, dan tidak ada space untuk orang-orang yang berniat jahat. Always be with right man, in the right place at the right time. To much Heaven.
Awalnya saya puas dengan script takdir hidup yang saya buat sendiri itu, sangat sempurna dan semacam It’s to good to be true. Kemudian setelah saya baca kembali beberapa kali, saya mulai sadar ada sesuatu yang kurang disitu. Semua yang saya tulis di kertas itu adalah kebahagiaan duniawi yang semu. Kebahagiaan versi saya, bukan versi-Nya. Saya hanya akan menjadi manusia yang tidak dapat bertumbuh, karena tidak mendapatkan pembelajaran dalam hidup saya.
Selama ini saya tidak dapat mengingkari bahwa, Saya dapat belajar bersyukur, karena tidak semua hal yang saya inginkan dapat saya miliki. Saya bisa belajar tentang bagaimana cara berjuang, karena apa yang saya inginkan tidak selalu saya dapatkan. Saya bisa belajar tentang memafkan, karena seseorang berbuat salah atau menyakiti hati saya sangat dalam. Saya bisa belajar tentang ketangguhan, karena tidak semua usaha saya berhasil sesuai harapan saya. Dari segala kesakitan, perjuangan, ketangguhan dan air matalah saya bisa bertumbuh dan menjadi lebih kuat, berproses menjadi pribadi yang dikehendaki-Nya.

Walaupun kadang butuh perjuangan, melibatkan air mata dan membingungkan, tapi dalam hal ini, saya percaya bahwa script kehidupan yang telah ditulis oleh-Nya, jauh lebih sempurna dan lebih indah dari script kehidupan yang saya tulis sendiri itu. Segala sesutu yang terjadi, bahkan yang paling menyakitkan sekalipun, saya percaya pasti ada hikmah dibalik itu. Dia yang menciptakan saya, pasti lebih tahu apa yang terbaik bagi mahkluk ciptaanNya. This is my Life, Your masterpieces script, God!

No comments:

Post a Comment

FORMULA KEBERUNTUNGAN

The best luck of all is the luck you make for yourself (Douglas MacArthur)   Kita mungkin pernah tau bahwa di dunia ini ada jenis manusi...