Dewasa ini, teknologi
komunikasi di Indonesia semakin berkembang pesat. Sejalan dengan hal tersebut,
media komunikasi massa yang menjadi bagian dari teknologi komunikasi, kini juga
semakin canggih. Perkembangan teknologi tersebut dimulai dari media massa cetak, koran, majalah, kemudian
muncul radio, televisi, dan
disusul oleh internet dan segala macam akun (blog, YouTube, google,
facebook, twitter, dan lain-lain) di dalamnya. Hal tersebut memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan informasi secara instan, tanpa berbatas ruang dan
waktu. Sehingga tak heran
apabila komunikasi massa kini juga semakin memberikan pengaruh yang lebih besar
bagi masyarakat.
Menurut
Littlejohn dalam bukunya Theories
of Human Communication,
yang disebut komunikasi massa yaitu proses organisasi media memproduksi pesan-pesan dan
mengirimkan pesan tersebut kepada khalayak. Dalam proses
tersebut pesan-pesan yang disampaikan media massa akan dikonsumsi oleh penerima
pesan (khalayak). Sehingga menurut Littlejohn, aspek utama dalam komunikasi
massa adalah media massa. Dalam hal ini, yang termasuk media massa adalah surat kabar/
koran, majalah, radio, televisi, dan
internet.
Peran media massa yaitu dapat melipatgandakan pesan,
sehingga dapat menyampaikan informasi secara cepat dan luas kepada khalayak.
Menurut McQuail, media massa memiliki peranan diantaranya : menjadi jendela
pengetahuan kita dan membuat wawasan lebih kaya akan informasi; sebagai
interpretasi dan membuat pengalaman kita bermakna; dan menjadi platforms
pembawa informasi.
Dilihat
dari manfaat media massa dan berbagai macam jenis media massa, yaitu koran,
majalah, radio, televisi dan internet, maka semakin memberikan banyak pilihan
bagi khalayak untuk memilih masing-masing media massa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal tersebut menarik untuk diteliti lebih jauh, karena semakin teknologi
berkembang, media massa pun juga mengalami kemajuan, dan motif khalayak untuk
menggunakan media massa juga semakin beragam, baik memilih untuk tetap
menggunakan media lama, ataupun memanfaatkan media baru seperti internet.
Salah
satu teori yang mengkaji komunikasi massa adalah teori Uses and Gratifications. Menurut McQuail, uses and gratifications theory merupakan teori komunikasi massa
yang menitik beratkan pada khalayak yang menentukan pesan dan
media yang dia pilih.
Dilihat dari perspektif teori uses
and gratifications, maka khalayak memiliki kebebasan untuk memutuskan media mana yang akan dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Setiap
individu memiliki
tanggungjawab penuh dalam memilih media dan program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara
memenuhinya, dan bukan hanya bersifat pasif hanya terpengaruh terhadap efek
media.
Salah satu media massa yang hingga sekarang masih menjadi
pilihan bagi khalayak ditengah
berkembangnya media baru
adalah radio. Perkembangan jaman tidak membuat khalayak
meninggalkan radio sebagai pemenuhan informasi mereka. Masing-masing khalayak
memiliki alasan atau motif tertentu sehingga tetap memilih radio sebagai sumber
informasi mereka daripada menggunakan media massa yang lainnya seperti televisi
dan internet.
Radio merupakan salah satu teknologi komunikasi massa
yang mengirimkan siaran/bunyi yang berisi informasi melalui udara kemudian memproduksi pesan tersebut kepada khalayak. Media massa ini juga memiliki peran dalam
pembangunan negara, karena mendorong demokrasi dan dialog terbuka, melalui
partisipasi interaktif khalayak dalam siaran radio.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Penyiaran nomor 32 tahun 2002 pasal 21 ayat 2, tujuan radio yaitu mendidik dan
memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program
acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan
identitas Bangsa.
Khalayak yang mendengarkan radio sangat luas, dengan
berbagai latar belakang pendidikan, budaya, dan usia, selain itu juga tujuan
dalam mendengarkan radio berbeda-beda. Sehingga untuk menjawab kebutuhan khalayak
untuk mendapatkan berbagai informasi yang memadai sesuai kebutuhan
masing-masing khalayak, kini munculah radio komunitas.
Radio komunitas adalah, media massa yang bersifat lokal,
dan berbasis “dari-oleh-untuk” warga, dengan jangkauan frekuensi terbatas. Radio
komunitas bersifat non profit, dan menjadi alternatif baru radio pemerintah dan
radio swasta. Di Indonesia sendiri, radio komunitas sudah berkembang sejak
jaman orde baru, yang ketika itu masih merupakan radio gelap dan ilegal. Radio digunakan
sebagai media propaganda dan dikendalikan oleh penguasa dan konglomerat negara,
yang menjadikan pendengar hanya sebagai objek.
Sejak berakhirnya pemerintahan orde baru hingga sekarang, radio
komunitas semakin berkembang dan menjadi lebih independen dan terbuka. Menurut Romli dalam bukunya Dasar-Dasar
Siaran Radio, radio komunitas terbagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu : radio
berbasis komunitas, yaitu radio yang didirikan oleh suatu komunitas yang
menempati wilayah tertentu; radio
berbasis sektor tertentu, yaitu didirikan oleh komunitas dengan kepentingan
yang sama dan terorganisir, misalnya radio komunitas pekerja tambang, komunitas
petani; radio berbasis inisiatif pribadi,
yaitu radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi tertentu dengan
tujuan memberikan siaran yang informatif; radio
berbasis kampus, yaitu radio yang didirikan oleh sebuah Universitas dengan
tujuan untuk sarana belajar mahasiswanya.
Salah satu radio komunitas yang berbasis sektor tertentu
adalah, radio tambang. Radio tambang adalah media komunikasi komunitas yang
didirikan oleh perusahaan tambang atau komunitas pekarja tambang di lingkup
lokasi pertambangan (baik itu lokasi pertambangan batu bara, emas, nikel,
minyak bumi dan sebagainya). Sejarah radio komunitas tambang ini bermula dari
Bolivia dan Colombia (1940), yaitu kaum buruh yang bekerja di tambang menggunakan
radio komunitas untuk bersatu dan menyuarakan hak-haknya. Hingga kini, radio
komunitas tambang diadopsi di Indonesia, yang sebagaian besar wilayahnya
merupakan surga hasil alam, baik itu minyak bumi, batu bara, emas, ataupun
tembaga.
Radio komunitas tambang memiliki frekuensi terbatas, dengan
power maksimal 50 watt dan jangkauan 2.5 km, namun bisa juga ditangkap oleh masyarakat yang tinggal di
daerah pertambangan tersebut. Sehingga, tidak hanya para pekerja tambang yang
merasakan manfaatnya, namun juga masyarakat di sekitar lokasi pertambangan
dapat memperoleh informasi dari radio komunitas tersebut. Mengingat
banyaknya departemen di perusahaan tambang, misalnya departemen geologi,
departemen safety, health and environment, departemen mining dan sebagainya,
maka setiap perusahaan tambang biasanya memiliki beberapa frekuensi radio komunitas.
Masing-masing frekuensi atau saluran memiliki program
acara dengan kekhususan fungsi
yang berbeda, misalnya untuk informasi lalu lintas kendaraan tambang, untuk
informasi keamanan dan keselamatan kerja (informasi longsor, kebakaran, retakan
tanah, dan lain sebagainya), dan untuk entertain, berisi lagu-lagu dan diskusi
mengenai update info tambang, CSR perusahaan, informasi kesehatan dan lingkungan.
Tidak hanya berfungsi untuk mempersatukan para pekerja
tambang
yang harus tinggal di hutan belantara dan jauh dari keluarga, namun radio komunitas tambang juga berfungsi untuk
memberikan informasi, edukasi dan hiburan bagi komunitas sesuai dengan chanel
yang dipilih oleh masing-masing individu dari komunitas tersebut. Program
khusus yang memberikan informasi mengenai kondisi lokasi tambang terbaru, lalu
lintas alat berat, dan kendaraan tambang, sehingga tidak terjadi tabrakan antar
kendaraan tambang. Selain itu juga informasi kejadian darurat seperti bencana
longsor, kemungkinan terjadi retakan tanah, kebakaran, dan kecelakaan kerja
lainnya. Untuk manfaat edukasi yaitu adanya acara dialog interaktif mengenai
tema pertambangan, lingkungan dan kesehatan, sehingga menciptakan berbagai
pendapat atau opini dan mendorong proses demokratis. Tidak hanya itu, radio
tambang juga memberikan hiburan berupa lagu-lagu terbaru yang bisa di request
oleh para pekerja tambang sehingga dapat mengusir kepenatan dan memberikan
semangat dalam bekerja.
Beberapa manfaat radio komunitas tambang, yaitu :
mendukung karakter dan identitas komunitas tambang, melalui muatan acara yang
berbobot; menciptkan opini, sehingga membuka aspirasi dan partisipasi bagi
komunitas yang bertujuan untuk semakin meningkatkan kesejahteraan komunitas;
mendorong dialog terbuka melalui diskusi interaktif via telepon ataupun sms mengenai keputusan-keputusan/ regulasi
pemerintah ataupun perusahaan; mendukung pembangunan dan perubahan sosial;
melalui radio komunitas yang bersifat komunikasi massa, diharapkan dapat
memberikan kepuasan bagi komunitas melalui berbagai program acara yang sesuai
dengan kebutuhan komunitasnya.
Dalam
hal ini, komunitas para
pekerja tambang memiliki kebebasan untuk memutuskan frekuensi/chanel mana yang
akan dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Anggota komunitas memiliki
tanggungjawab penuh dalam memilih frekuensi/chanel yang dapat memenuhi kebutuhannya
dan bagaimana cara memenuhinya, dan bukan hanya bersifat pasif terhadap efek
media.
Dilihat
dari perspektif teori uses and gratifications, maka motif
kebutuhanlah yang membuat komunitas tambang memanfaatkan radio komunitas
tambang, diantaranya yaitu untuk mencari
informasi baik itu informasi mengenai lalu lintas alat-alat berat dan
kendaraan proyek, juga informasi mengenai longsor, kebakaran dan bencana alam,
dan informasi mengenai update terbaru mengenai pertambangan, lingkungan dan
kesehatan. Kemudian motif personal identity, yaitu perasaan
kebersamaan-senasib-sepenanggungan melalui radio komunitas antar komunitas
pekerja tambang yang notabene harus tinggal
berbulan-bulan di hutan belantara dan jauh dari keluarga mereka. Dan motif
entertainment dan pengalihan dari rutinitas pekerjaan mereka, yaitu program
acara radio yang menemani waktu luang mereka untuk bersantai sambil mendengarkan
lagu-lagu.
BukuAcuan
Dennis McQuail. (1991) . Mass
Communication Theory, 2nd edition.
Littlejohn, Stephen W. &Foss, Karen A.
. (2008) . Teori Komunikasi :Theories of
Human Communication. Ed 9. Terj. Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta : Salemba Humanika
Romli
ASM. (2009). Dasar-Dasar Siaran Radio “Basic Announcing”. Bandung [ID]. Nuansa Bandung
Rousydiy TAL. (1985). Dasar-Dasar Rhetorica Komunikasi dan Informasi. Medan:
Firma Rainbow Medan
R. West & L. H. Turner . (2004) .Introducing Communication Theory: Analysis
and Application, 2nd. ed. NY: McGraw-Hill, NY
Straubhaar, J., LaRose, R. &
Davenport R., (2011). Media Now: Understanding
Media, Culture, and Technology, 2011
Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth
http://www.perhapi.or.id/
No comments:
Post a Comment