Komunikasi
menjadi bagian penting di setiap bidang kehidupan manusia, mulai dari
kesehatan, pendidikan, sosial-budaya, politik dan ekonomi. Sehingga beragam
kajian ilmu pun menempatkan komunikasi sebagai turunnya, misalnya komunikasi
politik, komunikasi pendidikan, filsafat komunikasi, ekonomi komunikasi,
teknologi komunikasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi kajian yang menarik karena kekuatan
komunikasi dengan empat komponennya (source, message, chanel, receiver)
memiliki dampak yang besar bagi masyarakat luas. Salah satu kajian yang menarik di bidang komunikasi adalah, pengaruh
kemajuan teknologi komunikasi bagi pertumbuhan ekonomi. Kajian tersebut terdiri
dari tiga hal pokok yang saling berkaitan, yaitu, teknologi komunikasi, ekonomi
dan masyarakat.
Teknologi
dan ekonomi komunikasi kini semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Ekonomi komunikasi adalah aktifitas penyampaian informasi yang berhubungan
dengan usaha-usaha yang dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Toffler
: 1980). Sehingga ketika teknologi mengalami perkembangan, maka aktifitas
ekonomi komunikasipun akan semakin meningkat. Aktifitas komunikasi dalam bentuk kerjasama
bisnis, jual-beli barang dan jasa, pemasaran, perbankan, menjadi semakin mudah dengan
adanya perkembangan teknologi komunikasi. Ekonomi komunikasi menjadi semakin
mudah, bebas dari batasan jarak dan waktu.
Besarnya
pengaruh kemajuan teknologi komunikasi bagi masyarakat, telah membuat catatan
penting bagi sejarah. Alvin Toffler, dalam bukunya The Third Wave (1980), membagi sejarah teknologi menjadi tiga
gelombang, yaitu :
Gelombang
pertama (800 BC-1700), mulai berkembang teknologi pertanian (terjadi sebelum
revolusi industri). Pada periode ini teknologi yang berkembang dan diterapkan
adalah teknologi pertanian. Masyarakat pada periode ini masih menggunakan
energi alam, yaitu matahari, angin dan air. Teknologi komunikasi yang digunakan
masih bersifat analog, seperti menggunakan kurir untuk mengantar surat, cahaya
lampu untuk navigasi, asap untuk signal, dan lain sebaginya.
Gelombang ke-2
(1800-1970), ketika dunia industri mulai berkembang semakin pesat, ditandai
dengan ditemukannya mesin cetak dan mesin uap (masa revolusi industri), mulai
diproduksi tekstil, mobil, kereta api uap dan lain sebagainya. Pada periode ini teknologi komunikasi semakin
berkembang seperti ditemukannya telepon analog, fax, televisi analog, radio,
surat kabar dan majalah. Teknologi komunikasi massa mulai berkembang menjadi
media komunikasi untuk propaganda politik dan pemasaran hasil-hasil industri.
Gelombang ke-3
(1970-2000), kemajuan teknologi pada periode ini yaitu mulai berkembangnya
teknologi komunikasi dan pengolahan data. Teknologi komunikasi berkembang
dengan ditemukannya internet dan World Wide Web (www). Kemajuan teknologi komunikasi tersebut berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi industri. Sehingga produk dari industri dikomunikasikan
melalui media teknologi komunikasi. Pada periode ini, terjadi perubahan gaya
ekonomi komunikasi yang menjadikan perekonomian semakin menguat karena hadirnya
berbagai kemajuan dibidang teknologi komunikasi, yaitu mulai munculnya web 2.0
dan 3.0 untuk pemasaran produk, bisnis, perbankan, public
relations, menjadi lebih luas
tanpa batasan jarak dan waktu.
Straubhaar (2011) menyebutkan bahwa web 2.0 merupakan media
komunikasi online yang memungkinkan masyarakat tidak hanya pasif menerima
informasi, namun juga berperan aktif memproduksi informasi. Sedangkan web. 3.0
merupakan media komunikasi online yang seolah-olah seperti komunikasi di
kehidupan nyata. Dimana ciri-cirinya tanpa banyak sentuhan panca indra manusia,
web sudah dapat menyarankan rekomendasi
hingga memberikan aplikasi sesuai kebutuhan manusia.
Adanya perkembangan teknologi komunikasi khususnya internet, Thomas
Friedman (2005) menyebutkan bahwa dunia semakin datar (flat world/horizontal),
maksudnya disini adalah dengan adanya kemajuan internet, jarak di bumi ini
menjadi tak berarti lagi. Internet telah melampaui jarak dan waktu, sehingga
informasi dan komunikasi dapat sampai di tempat tujuan dengan efektif dan
efisien hanya dengan hitungan detik saja. Friedman juga menyebutkan bahwa
perkembangan teknologi komunikasi telah berhasil meningkatkan taraf hidup
secara ekonomi, karena individu menjadi semakin kreatif, potensinya terasah,
dan semakin membebaskan eksistensi diri karena di dunia maya tidak mengenal
strata sosial.
Ekonomi
erat kaitannya dengan globalisasi. Globalisasi dalam hal ini memiliki sifat
menyeluruh, diterima di seluruh belahan dunia manapun. Friedman menyebutkan di
buku The World Is Flat bahwa globalisasi terbagi dalam tiga era, yaitu globalisasi 1.0,
globalisasi 2.0 dan globalisasi 3.0.
Globalisasi
1.0 disebutkan menjadi globalisasi negara. Dimana dalam hal ini Negara
mempunyai peran penting sebagai pengguna dan pengembang teknologi komunikasi.
Segala bentuk media teknologi komunikasi yang ketika itu masih web 1.0 yang
masih bersifat satu arah, dimaksimalkan oleh Negara untuk mengirim informasi
dalam bentuk elektronik mail antar negara ataupun antar pejabat kenegaraan.
Kemudian
berkembang web 2.0, yang disebut sebagai era globalisasi perusahaan. Web 2.0
yang bersifat dua arah, telah menjadi bagian terpenting bagi perkembangan bisnis
perusahaan. Aktifitas ekonomi komunikasi seperti perjanjian jual-beli, tawar
menawar harga, promosi, pemasaran tidak hanya terjadi secara fisik, namun dapat
dilakukan secara online dengan media internet. Sehingga kegiatan bisnis menjadi
semakin luas tak terpancang jarak dan waktu. Sehingga mulai muncullah e-marketing,
e-advertising, e-public relations, e-banking, sebagai bagian dari globalisasi
2.0.
E-marketing, e-advertising dan e-public
relations semakin populer karena memiki daya magnet yang kuat sebagai upaya
peningkatan profit perusahaan. Kegiatan marketing dan public relations yang
dahulu bersifat konvensional seperti memasang iklan di surat kabar, menyebar
spanduk dan brosur, selain menghabiskan banyak biaya dan tidak ramah
lingkungan, juga informasi pemasaran yang dihasilkan sangat terbatas. Sedangkan
kini, muncullah kegiatan marketing, advertising dan public relations berbasis
internet, yang dikenal dengan e-marketing, e-advertising, dan e-public
relations, yang menginformasikan perusahaan, produk, kegiatan pemasaran, dan
iklan, melalui website perusahaan, ataupun melalui sosial media twitter dan
facebook. Dengan media internet, pemasaran akan lebih efektif dan efisien,
informasi yang disampaikan juga lebih luas, tak terbatas jarak dan waktu.
Manusia kini
telah memasuki era globalisasi 3.0, Friedman menyebutnya
sebagai globalisasi individu. Globalisasi 3.0 merupakan pemberdayaan individu,
dimana individu sangat dimanjakan dan dimudahkan oleh kecanggihan web 3.0.
Dalam hal ini web 3.0 dengan pintar dapat memprediksi, memberikan rekomendasi
dan menyediakan berbagai aplikasi sesuai kebutuhan masing-masing individu,
sehingga masing-masing individu tersebut dapat memiliki media untuk menyalurkan
bakat minatnya dan semakin kreatif mengembangkan potensi pribadinya. Di bidang
ekonomi web 3.0 memudahkan pihak penjual ataupun pembeli menemukan target
bisnisnya karena web sendiri yang akan mencarikan atau mempertemukan antar
penjual dan pembeli tersebut sesuai segmentasi kebutuhan barang atau jasa yang
diminati atau dicari masing-masing pembeli tersebut.
Keberhasilan
suatu negara dalam meningkatkan ekonomi bangsa, tidak hanya dilihat dari faktor
economic of scale saja, namun juga economic of
internet (scope). Economic of scale dalam hal ini adalah sarana dan prasana
barang dan jasa dan transaksi ekonomi secara fisik di dunia nyata, sedangkan
economi of scope dalam hal ini adalah internet yang cakupannya lebih luas tanpa
batasan jarak. Aktifitas ekonomi di dunia virtual ini meliputi jual-beli
online, pemasaran online, e-marketing, e-advertising, e-public relations,
e-banking dan lain sebaginya. Dalam hal ini, tercapainya pertumbuhan ekonomi,
tentu akan berhasil apabila masyarakat Indonesia secara menyeluruh telah
menjadi masyarakat informasi. Masyarakat informasi adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan sebuah masyarakat yang mampu memaksimalkan
informasi dan teknologi komunikasi. Sehingga teknologi komunikasi dalam ekonomi komunikasi benar-benar dapat
dimanfaatkan dengan positif dan semaksimal mungkin.
Buku
Acuan
Friedman, Thomas. (2005). The World
Is Flat: A Brief History of the Twenty-first Century, Farrar Straus and
Giroux (USA)
Hoskin, C, McFadyen, Stuart & Adam
Finn. (2004). Media Economics: Applying
Economics to New and Traditional Media, Thousand Oaks, CA: Sage Publication
Straubhaar, J., LaRose, R. &
Davenport R., (2011). Media Now:
Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth
Toffler, Alvin. (1980). The Third Wave. Bantan Books (USA)
No comments:
Post a Comment