Thursday, 12 June 2014

ESENSI TELEVISI

Setelah pulang kantor kemarin, iseng-iseng saya menyalakan televisi, sempat pesimis mendapatkan program acara televisi yang menarik. Ternyata dugaan saya benar, secara tidak sengaja saya menonton stasiun televisi yang saat itu sedang menayangkan FTV (Film Televisi) yang berjudul “Aku Dibuang Suamiku Seperti Tisu Bekas”. Dari judulnya sudah bisa dibayangkan bahwa FTV tersebut tak jauh dari unsur kekerasan dan bias gender.  Bukannya terhibur, acara tersebut justru membuat saya semakin jengkel dan sedih.
Entah kenapa semakin lama program-program acara di televisi Nasional, semakin tidak mendidik, padahal televisi mempunyai peran penting bagi masyarakat. Terdorong dari keprihatinan saya terhadap program-program acara di televisi nasional, berikut ini saya mencoba menulis tentang esensi televisi secara sederhana.

Kebudayaan manusia terbagi dalam tiga bagian besar, yaitu kebudayaan lisan, tulisan, dan audiovisual. Kebudayaan manusia yang teranyar adalah kebudayaan audiovisual, yaitu perpaduan antara teknologi audio (suara) dan visual (gambar/gerak). Contoh benda hasil budaya audiovisual adalah internet dan televisi. Sedangkan ciri-ciri kelompok masyarakat dalam budaya tersebut adalah, kelompok  masyarakat yang aktif, kreatif, modern, dan menyukai hal-hal yang bersifat instan.
Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru, merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil (Wibowo, 1997 : 1).
          Pada dasarnya, televisi dibuat oleh sebuah lembaga penyiaran. Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran radio maupun televisi, serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, yang meliputi segi idiil, kelembagaan dan sumber daya manusia, untuk memungkinkan terselenggaranya siaran radio atau televisi (Wahyudi, 1994 : 6).
          Siaran, terlebih lagi siaran televisi memiliki daya penetrasi sangat kuat terhadap individu/kelompok, akibatnya siaran televisi dapat menimbulkan dampak yang luas bagi masyarakat. Mau dibawa ke positif atau sebaliknya, sangat tergantung dari “The man behind the broadcasting”.
     Karena memiliki pengaruh yang besar bagi khalayak, maka dalam hal ini terdapat patokan-patokan bagi penyiaran televisi, agar menimbulkan efek yang positif bagi khalayak. Patokan-patokan tersebut menurut Wahyudi (1994 : 5) adalah dihasilkannya:
·      Siaran yang berkualitas      : adalah siaran yang kualitas suara atau gambar prima
·      Siaran yang baik               : adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan visualnya bersifat normatif, edukatif, persuasif, akumulatif, komunikatif, dan stimulatif, serta sejalan dengan ideologi, norma, etika, estetika dan nilai-nilai yang berlaku
·      Siaran yang benar             : adalah siaran yang isi pesannya baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.
       Sehingga dapat disimpulkan, bahwa penyiran televisi dapat dikatakan bermutu tinggi apabila dapat memenuhi standar atau patokan yang telah disebutkan diatas. Apabila salah satu dari aspek tersebut tidak ada, maka penyiaran televisi dapat dikatakan kurang bermutu.
Televisi ada untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Manfaat yang diberikan hendaknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dan bukan hanya dirasakan oleh sekelompok orang saja.Oleh karena itu, harus ada keberimbangan pada setiap acara-acara dalam televisi tersebut.
Penyiaran acara televisi harus mencakup ketiga manfaat televisi yang telah disebutkan diatas, yaitu untuk sarana hiburan, edukasi/pengajaran dan menyampaikan informasi. Sehingga, dengan demikian, televisi baru dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat. Apabila hanya salah satu aspek saja yang ditekankan, misalnya hanya acara-acara hiburan yang lebih banyak ditayangkan dalam televisi, maka hal tersebut dapat dikatakan bahwa televisi memberikan manfaat yang tidak berimbang bagi masyarakat.
Acara-acara yang bersifat hiburan jauh memberikan keuntungan/profit bagi stasiun televisi, karena akan mendapatkan banyak sponsor (iklan), sehingga hal tersebut mengakibatkan stasiun televisi lebih banyak memberikan program acara yang bersifat hiburan daripada edukasi ataupun informasi. Tentu hal tersebut sangat disayangkan, karena masyarakat tidak dapat mendapatkan haknya untuk memperoleh siaran yang mendidik atau mendapatkan informasi yang mencukupi.

No comments:

Post a Comment

FORMULA KEBERUNTUNGAN

The best luck of all is the luck you make for yourself (Douglas MacArthur)   Kita mungkin pernah tau bahwa di dunia ini ada jenis manusi...