Wednesday, 11 June 2014

Gua Sejuta Keindahan

(Diambil dari tulisan saya di majalah PASTI 2009)
Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata Gua? Mungkin anda langsung membayangkan sebuah tempat yang sunyi, gelap dan menakutkan. Namun, Gua ini sangat berbeda dengan gua pada umumnya. Tempatnya jauh dari kesan seram dan menakutkan, tetapi justru cantik dan mengesankan. Gua tersebut bernama Gua Selarong.
Tempat wisata yang mempunyai luas sekitar 1,5 hektar ini terletak di dukuh Putihan, kelurahan Guwosari, Kecamatan Pajangan, Bantul, sekitar 14 km arah Selatan kota Yogyakarta. Gua yang eksotik ini berada di puncak bukit yang ditumbuhi banyak pohon jambu biji yang merupakan khas dari objek tersebut.
 Obyek wisata Gua Selarong menawarkan wisata alam sekaligus wisata sejarah. Merupakan wisata alam karena tempat ini menawarkan keindahan alam yang masih alami, terletak di puncak bukit dengan pemandangan alam yang indah dan udara bersih, dipadukan dengan gemericik air terjun yang airnya masih jernih. Sedangkan wisata sejarah, karena tempat ini dahulu merupakan markas perang Pangeran Diponegoro, yang merupakan pahlawan paling populer di Nusantara ( surve Metro TV). Maka tak heran, jika tempat wisata ini begitu diminati oleh para wisatawan, terutama para wisatawan asing.
Para wisatawan tidak hanya dapat berziarah saja di tempat ini, namun juga dapat berkemping, aoutbond, melihat diorama yang menceritakan perjuangan Diponegoro, atau hanya sekedar menikmati keindahan alam sambil bermain air, di air terjun yang juga terdapat di tempat tersebut. Hanya dengan membayar tiket 2000 rupiah saja, kita dapat belajar, berziarah,sekaligus merilekskan pikiran kita dengan menikmati keindahan alam di obyek wisata Gua Selarong ini.
Karena terletak di atas bukit, maka untuk sampai di depan Gua dan di air terjun, kita harus menaiki beberapa anak tangga. Jumlah anak tangga tersebut tidak dapat di hitung secara pasti, ada yang menyebutkan 80 anak tangga, ada juga yang menyebutkan 100 anak tangga, atau bahkan hanya 50 anak tangga. Memang aneh, boleh percaya atau tidak, setiap orang yang mencoba menghitung berapa jumlah anak tangga yang dilewati tersebut, pasti antara orang yang satu dan lainnya mempunya jumlah yang berbeda-beda. Konon katanya, semakin banyak jumlah anak tangga yang kita hitung maka semakin banyak rejeki kita.
Setelah kita menaiki beberapa anak tangga tersebut, maka sampai di atas kita akan menemukan 2 buah gua, yaitu Gua kakung (3.2.1,5 m), dan gua putri (12.10.1,5 m). Gua Kakung merupakan gua dimana Diponegoro dan para prajuritnya mengatur siasat perang, sedangkan gua Putri adalah tempat para istri prajurit tinggal. Disamping kanan gua putri ada sebuah air terjun yang jernih, dipercaya air tersebut dapat menghilangkan rasa capek, dan menyembuhkan bermacam penyakit. Kemudian jika kita berjalan ke arah Timur, dari air terjun tersebut, terdapat pula jalan setapak yang di tumbuhi banyak pohon jambu biji yang merupakan khas dari tempat tersebut.
Jika sudah puas berjalan-jalan di areal atas, maka kita juga wajib mencicipi obyek di areal bawah. Yaitu, terdapat diorama, camping graund, dan juga tempat untuk outbound.
            Jika dari arah atas, maka sebelum ke camping graud, kita akan melewati sebuah bangunan bercat putih, yang tidak terlalu besar dan berjendela banyak. Tempat tersebut adalah diorama. Di dalam diorama terdapat beberapa lukisan raksasa yang menggambarkan kegigihan Diponegoro saat berperang melawan Belanda. Walaupun agak kotor karena kurang terawat, namun tempat ini masih menyimpan daya tarik tersendiri. Terutama pada lukisan Diponegoro yang menunggangi kuda dan menghabisi para tentara Belanda dengan pedang andalannya, benar-benar terlihat seperti nyata.
            Tepat di samping diorama, terdapat mainan anak-anak, yaitu beberapa perosoran dan ayunan. Selain itu juga tempat tempat outbound. Sangat cocok bagi para petualang yang menyukai tantangan. Tempatnya cukup luas, dan terdapat beberapa permainan khas outbound, seperti flaying fox dan juga jaring spider.
            Selanjutnya di areal paling bawah, yang letaknya dekat dengan sungai adalah camping ground. Tempat ini sering di sewa untuk tempat camping, terutama oleh anak-anak Pramuka baik dari SD, SMP ataupun SMA. Jika berminat untuk camping di tempat ini, jangan takut akan kesulitan untuk mendapatkan air, karena selain tempatnya cukup lapang, areal camping ini juga terletak di dekat sungai yang airnya masih jernih. Kamar mandi pun juga tersedia khusus untuk para peserta camping. Walaupun terletak di dekat sungai, jangan takut kebanjiran, karena walaupun musim hujan sekalipun, sungai di tempat tersebut tidak akan meluap airnya, karena sungai tersebut bersih dari sampah, dan juga terdapat pohon-pohon yang tumbuh di sekitar sungai, sehingga penyerapan air hujan menjadi lancar.
Tempat wisata ini memang unik, karena tidak hanya menawarkan satu obyek saja, melainkan bermacam-macam obyek, sehingga wisatawan tidak bosan di tempat tersebut.
Selain hal-hal yang sudah di sebutkan diatas, Gua Selarong juga kental dengan nilai budaya Terutama untuk masyarakat kejawen. Biasanya di tempat ini, para penganut
Kepercayaan kejawen setiap malam tertentu(Selasa Keliwon, atau Jumat Kliwon), berkunjung ke tempat ini dan menaburkan kembang tujuh rupa. Mereka masih menyakini bahwa Diponegoro masih bersemayam di tempat tersebut.
Puncaknya, setiap bulan Juli Gua Selarong semakin di padati oleh para wisatawan, karena di tempat ini dilaksanakan Grebeg Selarong. Yaitu ritual untuk memperingati Hijrah Pangeran Diponegoro dari Tegal Rejo. Acara Grebeg ini diikuti oleh para masyarakat sekitar daerah tersebut, dengan cara mengarak tumpeng sebanyak 1000 dari desa Balai Sari menuju Gua Selarong.
Jika dilihat dari latar belakang sejarahnya, dapat di ceritakan demikian. Di masa lampau, gua ini bernama Gua Secang, karena sering digunakan oleh kyai Secang untuk bertapa. Namun setelah digunakan oleh Pangeran Diponegoro, Gua ini berubah nama menjadi Gua Selarong, yang berasal dari kata Sila dan Rong (digunakan Diponegoro untuk bersemedi).
Pangeran Diponegoro pindah ke Gua Selarong setelah rumahnya di Tegal Rejo diserang dan di bakar habis oleh Belanda. Kemudian Diponegoro menggunakan Gua Selarong sebagai markas Gerilya bersama para prajuritnya (1825-1830).
Sejak tahun 1954, Pemerintah Kota Bantul menjadikan Gua Selarong sebagai obyek wisata sejarah. Sejak saat itulah Gua Selarong semakin menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. Menurut Bp. Mursidi, pengelola tempat wisata ini, jumlah pengunjung tiap tahunnya rata-rata sebanyak 29.000 pengunjung.
Di sekitar gua selarong juga terdapat sentral kerajinan kayu yang menghasilkan patung, topeng dan hiasan-hiasan rumah tangga lainnya. Jadi selain berwisata, kita juga dapat berbelanja barang-barang kerajinan yang khas dari daerah tersebut untuk oleh-oleh ataupun kenang-kenangan.
Jadi, Jika anda bosan dengan obyek-obyek wisata di kota Jogjakarta dan menginginkan sesuatu yang baru, maka tidak ada salahnya jika anda dan teman-teman, pacar atau keluarga berkunjung ke objek wisata Gua Selarong. Obyek wisata yang unik dan kental dengan nilai sejarah ini, dapat dijadikan sebagai obyek wisata alternatif anda bersama keluarga atau teman-teman anda. Selamat berkujung!

No comments:

Post a Comment

FORMULA KEBERUNTUNGAN

The best luck of all is the luck you make for yourself (Douglas MacArthur)   Kita mungkin pernah tau bahwa di dunia ini ada jenis manusi...